Magetan|| Net88|| Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) disebabkan oleh virus yang menyerang hewan ternak menyebabkan Pemerintah Kabupaten Magetan (Pemkab) melalui Dinas Peternakan dan Perikanan mengambil langkah cepat untuk mencegahnya.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan Nur Haryani saat menggelar Press Conference di Ruang Jamuan Pendopo Surya Graha, Magetan. Senin, (16/05/2022).
Didampingi oleh Bupati Magetan Suprawoto, Press Conference tersebut melibatkan OPD, perwakilan dari Peternak, sejumlah awak media, dan tamu undangan lainnya.
Dalam pemaparannya Nur Haryani mengatakan bahwa pertanggal 15 Mei 2022, sejumlah daerah di Kabupaten Magetan telah dinyatakan positif terpapar.
Untuk itu, perlu adanya sejumlah sistem penanganan, sebab dilaporkan wabah PMK sudah menyerang sebanyak 24 Ekor Sapi di Magetan dan dinyatakan Positif terjangkit Virus.
Lokasi temuan sapi yang terpapar Virus yakni di Desa Turi, Kecamatan Panekan sebanyak 3 ekor sapi, dan 21 ekor lainnya di Desa Sugihrejo, Kecamatan Kawedanan juga dinyatakan positif.
Meski begitu, ia meminta pada masyarakat tidak perlu panik, sebab tingkat kematian penyakit ini tergolong rendah. Disamping itu, juga dipastikan bahwa Virus PMK tidak dapat menular pada manusia.
“Kita himbau agar masyarakat tidak usah panik, karena wabah tersebut dapat dicegah dengan penanganan yang baik dan benar,” ujarnya.
Selanjutnya Nur Haryani juga meminta pada masyarakat agar tidak perlu takut dan khawatir untuk mengkonsumsi daging dan susu, sebab produk asal hewan pada daerah outbreak tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi dengan pengolahan daging yang benar.
“Jadi masyarakat tidak usah takut mengkonsumsi daging dan susu pada wilayah outbreak, karena jika pengolahan daging dilakukan dengan benar maka dapat dipastikan itu akan aman untuk dikonsumsi,” imbuhnya.
Disisi lain, Bupati Suprawoto mengatakan saat mulai berkembang isu terkait munculnya wabah PMK pada hewan ternak, pemerintah Kabupaten Magetan telah berupaya untuk melakukan sejumlah pencegahan, yakni dengan memantau sejumlah lokasi Pasar Hewan.
PMK merupakan penyakit yang hanya menular dari hewan ke hewan. Yaitu hewan ruminansia atau berkuku belah, seperti sapi, kambing, domba, kerbau dan babi. Menurutnya, manusia tidak akan sakit meski terkena virus tersebut. Manusia hanya bisa menjadi pembawa virus tersebut melalui kontak tangan dan peralatan yang digunakan untuk merawat sapi.
Meski begitu Suprawoto meminta pada petugas untuk tidak lengah dalam melakukan penanganan. Sebab Kabupaten Magetan merupakan salah satu lumbung ternak sapi, yang mana tercatat peternak di Kabupaten Magetan memiliki sebanyak 118.000 ekor sapi, 50.000 ekor kambing, dan 50.000 ekor domba.
Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan secara preventif untuk mencegah meluasnya wabah PMK. Yakni dengan membuka layanan pengaduan atau Call Center, penutupan Pasar Hewan untuk mengurangi mobilitas dan melakukan lockdown bagi wilayah yang terkena wabah.
“Di Magetan ini memiliki sebanyak 118.000 sapi, 50.000 kambing, dan 50.000 domba jadi sebelum wabah ini menyebar luas kita harus lakukan upaya-upaya pencegahan secara preventif agar virus ini tidak meluas,” katanya.
“Jadi upaya pencegahan itu dengan layanan Call Center, jadi ada nomor khusus yang bisa dihubungi setiap saat jika muncul gejala PMK pada hewan ternak, kemudian penutupan Pasar Hewan untuk sementara waktu yang mulai dilakukan besok pertanggal 17 Mei 2022 hingga satu bulan kedepan, dan lockdown bagi daerah yang terkena wabah,” terangnya.
Diakhir wawancara Suprawoto berharap dengan adanya langkah-langkah pencegahan tersebut dapat meminimalisir penularan virus sehingga tidak menimbulkan kerugian besar yang dialami para peternak.
Sebelum acara ditutup Suprawoto beserta semua tamu undangan yang hadir, mengkampanyekan berbagai menu sajian olahan daging sapi, kambing, dan minum susu dengan menyuarakan bahwa olahan hasil dari hewan ternak aman untuk dikonsumsi. (Vha)