Timur Leste, NET88.CO
Setelah menunggu lebih dari satu dekade, akhirnya Timor Leste diterima sebagai anggota ASEAN.
Aksesi Timor Leste dalam keanggotaan ASEAN tentu akan membawa berbagai konsekuensi pada kawasan Asia Tenggara, bahkan kawasan Asia Oseania secara lebih luas.
Dan bagi Indonesia yang saat ini sedang berkibar dalam kepemimpinan global, aksesi Timor Leste telah dipandang sebagai sebuah prioritas. Bahkan dari sisi hubungan bilateral, Indonesia dianggap sebagai salah satu pendukung utama,Rabu (21/11/2022)
Untuk menganalisis isu strategis tersebut, Nuralfin Anripa Mahasiswa S.Si M.Sc Mahasiswa S3 Program Data Science for Healthcare and Clinical Informatics, Mahidol University , Thailand selaku Kepala Departemen dan anggota Kajian Strategis PPI Dunia Kawasan Asia-Oseania menginisiasi program webinar The Asiania Talk dengan tema “Timor Leste Pasca Aksesi ASEAN dan Dampaknya pada Stabilitas Asia Pasifik”.
Dalam program webinar tersebut yang dihadiri sekitar 30 peserta dari berbagai institusi.
pelaksanaan webinar ini melalui aplikasi Zoom. Dan agenda ini juga dihadiri dan ditinjau secara langsung oleh Koordinator PPI Dunia, Achyar Al-Rasyid, Mahasiswa di Tianjin University Tiongkok,Ujarnya.
Sebagai pengantar sekaligus sambutan, Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Asia-Oseania, Anita Kurnia Ilahi mengemukakan,” Saat kawasan Asia Oseania sangatlah dinamis, berbagai negara dengan segala kepentingannya datang dan menancapkan pengaruh.”
Karena itu, mahasiswi Sun Yat-Sen University Tiongkok tersebut menegaskan bahwa intelektual muda Indonesia perlu menganalisis peluang dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia di masa depan, khususnya terkait posisi Indonesia sebagai pemimpin de facto ASEAN,Jelasnya.
Agenda ini dipandu oleh Azzah Afifah, Mahasiswi Lanzhou Jiaotong University Tiongkok yang bertugas sebagai MC dan Bayu Mitra A. Kusuma, Mahasiswa National Dong Hwa University Taiwan yang bertindak sebagai moderator.
Sedangkan narasumber dalam agenda ini dipandu Bima Jon Nanda, Dosen Hubungan Internasional Universitas Andalas.
Dalam pemaparannya, Bima membuka kembali lembaran sejarah bagaimana relasi Timor Leste dengan negara-negara di Asia Oseania, khususnya romantisme dengan Indonesia.
Akademisi muda yang pernah menjabat sebagai Direktur American Corner Universitas Andalas tersebut lebih lanjut mengungkapkan,”Timor Leste di awal periode kemerdekaan memiliki kesempatan untuk bergabung pada dua organisasi regional, yaitu ASEAN dan Pacific Island Regional Organization”,Katanya.
Terlebih lagi di masa itu kemerdekaan Timor Leste cukup dipengaruhi oleh campur tangan Australia. Namun sejak awal Timor Leste telah menekankan pada mereka ingin bergabung dengan ASEAN,Tandasnya.
Aksesi Timor Leste dalam keanggotaan ASEAN sangat panjang dan berliku. Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta, mengatakan bahwa masuk surga lebih mudah dibandingkan masuk keanggotaan ASEAN,Tuturnya.
Pernyataan ini menunjukkan rasa frustasi akibat ketidak pastian yang panjang. Horta bahkan mengancam apabila Timor Leste tak kunjung diterima di ASEAN, maka dia akan membawa negaranya semakin mendekati Tiongkok. Apalagi kini Tiongkok tengah gencar melebarkan pengaruh melalui Belt and Road Initiative,imbuhnya.
Sebagai penutup, Bima menekankan bahwa saat ini status keanggotaan Timor Leste adalah diterima in principle. Dengan demikian Timor Leste masih harus mengikuti roadmap untuk mendapatkan keanggotaan penuh. Bagaimanapun juga, menjadi anggota ASEAN akan sangat menguntungkan bagi Timor Leste. ASEAN akan menjadi penyeimbang kekuatan negara-negara adidaya yang berusah mencengkeram. Bahkan saat ini Timor Leste telah memandang ASEAN, khususnya Indonesia, sebagai calon investor potensial berbagai proyek di negaranya. (dewa/ndri)